FPIISUMBAR.COM – Pandemi Covid-19 membuat komunikasi via daring suatu keniscayaan. Termasuk komunikasi dalam pendidikan. Pembelajaran konvensional tatap muka bergeser menjadi pembelajaran jarak jauh (PJJ). Menunjang hal tersebut, kebutuhan bandwith untuk sekolah dituntut lebih besar agar proses belajar mengajar tak terganggu. Penyediaan ini musti secepatnya berjalan. Sumbar ingin jadi pilot project sistem daring di Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Kepala Diskominfo Sumbar, Jasman Rizal saat memberi pengarahan dalam Rapat Koordinasi Support Penyedia Jasa Telekomunikasi dan Internet Dalam Mendukung PJJ bersama perwakilan provider dan operator se-Sumbar di Aula dinas setempat, Kamis (6/8).
Lebih lanjut Jasman menyebutkan, biaya membangun suatu tower jaringan memanglah mahal sebab tekstur geografis Sumbar berbukit-bukit. Tetapi, tanggungjawab moral dalam mencerdaskan bangsa lebih besar.
“Amanat undang-undang menyebutkan pendidikan suatu kemestian. Tanggungjawab Kita bersama. Untuk itu, pemerintah, provider dan operator juga diminta beri sumbangsih. Jangan bergerak sendiri-sendiri. Harus dalam satu komando. Segala sesuatunya musti berdasarkan skala prioritas,” jelas Jasman.
Tak dipungkiri, pendidikan merupakan hal yang sensitif dan cepat mendapat empati masyarakat. Terbukti dengan viralnya berita ‘Kelok HP’ dan peristiwa sejenis di Kabupaten Solok.
“Umumnya memang daerah tertinggal yang susah akses internet. Terhadap daerah tersebut, sejatinya telah dilakukan asessment dibeberapa lokasi blankspot untuk dibangun new site,” tambahnya.
Situasi extraordinary saat ini tak bisa hanya menunggu bantuan pemerintah pusat saja. Dibutuhkan pula aksi luar biasa pula dari daerah. Salah satunya lewat pemanfaatan dana Corporate Social Responsibilty (CSR). Jasman mengharapkan, ketika akan menyalurkan dana CSR, provider diminta koordinasi dengan Diskominfo agar bantuan tepat sasaran.
“Data ini urgent untuk segera ditindaklanjuti dan bakal dibagikan ke provider, Diminta kepedulian sosial provider dan operator yang ada di Sumbar. Filosofi CSR tak melulu dalam bentuk bantuan umum, kenapa tidak bantuan jaringan. Dalam proses, Kita bagi-bagi untuk pemenuhannya. Jika kini tidak bisa permanen, cukup adakan akses seperti layanan mobile jaringan,” sebut Mantan Kabiro Humas Sumbar ini.
Mengakselerasikan hal tersebut, dibutuhkan sinergitas dan kekompakan antar provider dan operator. Dalam arti, ada pembagian wilayah yang jelas dalam pemenuhan jaringan sehingga tak terjadi julid antar sesama provider.
Jasman juga mengharapkan provider dan operator melakukan inovasi-inovasi yang meringankan rakyat.
“Kita sama-sama tau, akibat pandemi ekonomi jatuh, masyarakat menjerit. Karenanya, inovasi provider seperti paket diskon data bagi pendidikan dan pembangunan wifi corner sangat dibutuhkan. Walaupun hanya SMTA yang jadi kewenangan provinsi, KIta tak akan lupa lembaga pendidikan yang lain, asal masih diwilayah Sumbar juga. Nanti Kita akan survey titik koordinat sekolah yang valid.
Terakhir Jasman mengungkapkan, hasil rapat hari ini segera dilaporkan ke pimpinan. Dia mengharapkan minggu depan akan diadakan rapat serupa dengan mengundang general manager masing-masing provider dan operator.
“Kita akan undang kembali pimpinan provider dan operator sebagai tindak lanjut hasil hari ini. Kita akan minta arahan pimpinan, sebab diperlukan gerak cepat agar permasalahan ini dapat teratasi dan pendidikan anak bangsa terjamin,” pungkasnya. (Tim)