
Buser24.com -Pangkalpinang Bangka. Masa dari kampung padang dan kampung nelayan Toboali berbaur tua muda, mak mak dengan mengendong anakpun turut hadir dalam aksinya didepan kantor pusat PT Timah, jalan Jenderal Sudirman Pangkalpinang Kepulauan Bangka Belitung. Masa dengan ratusan orang dipimpin koordinator lapangan mengelar aksi damai untuk menyampaikan aspirasinya sejak pukul 12.00 wib 11/11/2020.
Wiwit selaku penanggung jawab koordinator lapangan dalam aksi damainya, mewakili dari ratusan masa yang beratas namakan nelayan menyampaikan aspirasi mengenai keberadaan kapal Isap Produksi yang beraktifitas sebelumnnya apakah sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat.
Wiwit dalam orasinya memegang dasar aturan Undang Undang no 32 tahun 2009 yang sudah jelas menuliskan setiap melakukan penambangan baik exproitasi terlebih dahulu melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Sedangkan di pasal 33 ayat 03, kekayaan alam yang terkandung di dalamnya di kuasai oleh Negara dan di pergunakan sebesar besarnya untuk kemakmuran masyarakat, ” Tegas Wiwid dalam orasinya.
Dengan adanya keberadaan Kapal isap Produksi (KIP) di perairan toboali Wiwit menilai sangat mempengaruhi hasil tangkapan nelayan kecil yang semangkin berkurangnya hasil tangkapan, hal ini yang menjadi mempengaruhi perekonomian masyarakat nelayan kecil, ujarnya.
Mang Dul dengan usianya kini 80 Tahun, hingga kini masih berprofesi sebagai nelayan merupakan mata pencariannya sehari hari yang seharusnya dengan usianya mendapat santunan, tapi apa kenyataannya tanpa sedikitpun mendapatkan nilai konfensasi dari aktifitas operasional Kapal Isap Produksi yang saat ini di perairan tempatnya menjaring ucap mag Dul dihadapan masa dan aparat pengamanan di depan Kantor PT Timah Tbk
Mang Dul berharap melalui PT timah Tbk selaku Perusahaan Negara untuk dapat memperhatikan dan lebih jeli dalam permasalahan ini, karena menurut mang Dul adanya aktifitas kegiatan Operasional Kapal Isap produksi ini belum sepenuhnya memberikan kontribusi kepada masyarakat yang terdampak secara langsung.
Kembali disampaikan Wiwit dengan tegas selaku perwakilan massa menolak dengan keberadaan aktifitas penambang di perairan laut Padang dan laut Nelayan. Karena menurutnya tidak ada kontribusinya sama sekali.
“Seharusnya PT. Timah ini bercermin, juga Dirut PT. Timah ini melihat persoalan tambang yang ada di Bangka Belitung ini, karena sudah banyak terjadi gejolak di mana mana. Dan jika aspirasi kami ini tidak dipenuhi, kami sudah membuat pernyataan sikap. Jika terjadi sesuatu hal yang tidak di inginkan kami siap menerima resiko apapun. Semoga saja para petinggi petinggi PT. Timah ini bijak dalam menyikapi persoalan di wilayah kami ini, ” Pungkasnya.(FR)