
Buser24.com, Bangka- jembatan perlintasan penghubung antara dusun bedukang dengan Desa Mapur kecamatan Riau silip terputus. Jembatan yang terletak di pinggiran pantai kini tidak dapat dilalui dengan menggunakan mobil oleh warga yang selama ini di manfaatkan warga. Hempasan ombak dan arus membuat tanah disekitar tergros hingga separuh badan jalan diantara tanah yang terus dihempas dorongan arus gelombang laut, pergerakan bibir pantai dibentuk oleh pergerakan air diperairan
Pantauan awak media dan Lembaga Perduli Lingkungan Hidup Indonesia (Lplh-I) tampak sedimen di sepanjang bibir pantai dari hempasan ombak laut disertai derasnya arus terus mendobrak disepanjang bibir pantai hal ini terjadi saat air laut menjelang pasang. Memasuki musim penghujan laut bagian utara pulau Bangka berpotensi tingginya gelombang laut dengan keadaan alam cuaca perairan di sepadan pantai berlokasi dimuara mapur desa Mapur Kecamatan Riau Silip Kabupaten Bangka posisi koordinat ; S 1 40.635 – E 106 01.583
Ketua Lembaga Perduli Lingkungan Hidup (LPLHI) DPC Babel menilai Abrasi dibibir pantai tepatnya di muara mapur ini yang setiap saat dihantam gelombang laut sangat merisaukan ini akan terus berkurangnya daratan akibat abrasi. Pada titik garis pantai dengan panjang mencapai 100 meter selalu tergerus air laut ini sangat terdampak pada badan jalan yang sudah terputus dan sudah merambah pada pondasi tiang PLN.17/12/2020.
Firdaus menilai jika keadaan ini terus dibiarkan tanpa ada perhatian dan tindakan, bisa jadi masalah misalkan konflik lahan. Padahal disekitaran lokasi terdapat 2 (dua) pengusaha Tambak udang yang sudah tentu memanfaatkan jalan dan jembatan tersebut setiap harinya, sepertinya tidak merespon tindakan untuk menyelamatkan abrasi tersebut.
Mudah mudahan masyarakat dan pengusaha tambak dapat saling bersinergi mengupayakan abrasi tersebut untuk saling menjaga lingkungan demi menyelamatkan garis pantai yang terus terkikis. (Fr)