
Buser24.com,Sarolangun – Dari pantauan awak media dan LSM Lidik Kasus Peningkatan jalan Burung Hantu Dam Siambang, kecamatan Mandiangin, Kabupaten Sarolangun belum kelihatan perobahan kamis 02/09/2021.
Entah apa alasan nya Kontraktor pemenang tender LPSE Sarolangun TRENGGANO CITRA MANDIRI belum mengerjakan proyek tersebut seharusnya sudah dikerjakan dilihat dari pemenang tender ahir Pebruari 2021 sampai saat ini sudah masuk bulan september 2021 seharusnya sudah selesai.
Dilansir dari Indopublik-news. Com 01/09/2021.
Menyikapi hal tersebut, anggota DPRD Sarolangun Aang Purnama SE, MM. Yang juga selaku wakil Ketua DPRD Sarolangun diruang kerjanya Kepada media ini ia mengatakan.
“kalau fisik yang saya pantau belum sama sekali di kerjakan. Nah, sementara ini kan seharusnya, seyogyanya pemenang tender ini harus mengerjakan itu.
31/08/2021
Masih Aang, Nah alangkah sangat di sayangkan ini uang 4,8 Milliar itu tidak di serap ke proyek yang seharusnya memang sekarang ini sudah bisa di nikmati oleh masyarakat.
Sekarang ini bagaimana masyarakat bisa menikmati atau merasakan mampaat nya jalan seperti itu.
Tentunya masyarakat berharab ke pada pemerintah dengan adanya proyek ini kan minimal mereka mengangkut komoditas sawit bisa berjalan dengan baik. Apalagi harga sawit kan lagi naik tinggi-tingginya sekarang ini. Kan kasihan masyarakat itu busuk semua sawit-sawit itu.” Sebutnya.
Sepanjang pengetahuannya bahwa masyarakat yang tinggal di sekitar itu cukup lumayan banyak sebagai penghasil komoditi Sawit bahkan ratusan ton perbulannya.
“Wah, kalau perbulan itu ratusan tonlah disitu. Karena disitu kan ada warga-warga kita dari Sumatra Utara memiliki kebun. Warga-warga disitu sudah banyak memiliki kebun sawit di situ bagaimana coba. Kasian kan mereka. Sawit mereka busuk. Kerugian mereka siapa yang menutupi.” Ujar Aang.
Sambungnya, “Warga mengajukan ke saya melalui reses, mereka meminta ada namanya peningkatan jalan. Mereka tidak meminta aspal kog. Mereka meminta supaya layak untuk dilewati. Karena memang warga warga kita yang di situ memang bercocok tanam sawit dan mereka sangat bergantung dengan komoditas itu.
Nah, kalau kondisi jalan seperti itu bagaimana mereka mau ngangkut sawit apa kita biarkan mereka kelaparan disitu. Sebagai bagian dari pemerintahan daerah saya kan harus juga peduli dengan kondisi masyarakat disitu siapapun masyarakat yang latar belakang ras apa latar belakang agama apa selagi itu masyarakat kita iya tanggung jawab kita.” Tutur Aang.
Lanjutnya lagi, ” Ini miris saya liat 4,8 Milliar uang daerah, apalagi di tengah pandemi seperti ini. Kalau kita alokasikan ke hal-hal yang berkaitan dengan ketahanan pangan mungkin kan lebih baik. Apalagi ketahanan pangan ini kan menyangkut peningkatan infrastruktur iya kan.
Bagaimana supaya hasil komoditas masyarakat ini bisa berjalan dengan baik, maksimal harga komoditas tidak tinggi gitu kan. Dengan adanya proyek peningkatan jalan ini itu artinya kita memangkas biaya logistik kalau jalan ini lancar, biaya-biaya itu kan bisa di minimalisir.” Katanya.
Dirinya berharap agar kontraktor sebagai menang tender dan Dinas Instansi terkait supaya mempertanggung jawabkan atas pekerjaan peningkatan jalan tersebut. Dan pemerintah jangan sampai tutup mata.
“Harapan saya, saya minta pertanggung jawabannya supaya di selesaikan kalau sekarang kontrak sudah habis tinggal lagi pihak dinas instansi terkait (Dinas PU-red) bagaimana untuk menyikapi dan mempertanggung jawabkan pekerjaan ini, karena satu rupiah pun pengelolaan keuangan daerah ini kan harus ada pertanggun jawabannya. Dan kepada pemerintah jangan tutup mata lah.” Ujar Aang mengakhiri Pembicaraan.(Damri)