
Buser24.com – Langkat ( Sumut ), Panitia Pengawas Pemilihan Umum ( Panwaslu ) Kecamatan Gebang laksanakan sosialisasi pengawasan pemilu partisipatif bagi tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, pemilih pemula dan lansia dalam Pemilihan Kepala Daerah ( Pilkada ) 2024, Senin ( 28/10/2024 ), di Kafe Doremi, Desa Dogang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumut.
Bersama rakyat awasi pemilu, bersama Bawaslu tegakkan keadilan pemilu.
Acara di buka oleh moderator sekaligus menyampaikan tertib acara, di lanjutkan menyanyikan lagu Indonesia Raya, Mars Bawaslu, Doa.
Dalam sambutannya sekaligus membuka sosialisasi Muhammad Ridho Ansari, SE Ketua Panwaslu Kecamatan Gebang sewaktu membuka acara menyampaikan, Mengucapkan terimakasih sudah hadir dan ikut serta dalam kegiatan pengawasan, sebagai pengawas partisipatif terimakasih turut serta dalam kegiatan tugas pengawasan ini. Kalau nantinya ada laporan terkait sengketa pemilu sebagai pengawas partisipatif di lindungi oleh undang undang, papar Muhammad Ridho Ansari yang juga sebagai Divisi Sumber Daya Manusia Panwaslu Kecamatan Gebang.
Paisal Lala Selaku Divisi Penindakan Dan Pencegahan Panwaslu Kecamatan Gebang menyampaikan, Ini kegiatan yang memang bagian tahapan dari pemilu.
Yang dikatakan pemilih pemula sebagai pemilih partisipatif sebagai perpanjangan tangan Panwaslu, sebut Paisal Lala.
Ahmad Guridno sebagai narasumber dalam paparannya terkait pengawasan pemilu partisipatif mengatakan, Dalam 30 hari kedepan akan di laksanakan Pilkada secara serentak di seluruh Indonesia tepatnya tanggal 27 Nopember 2024, untuk pemilihan Kepala Daerah Gubernur Sumatra Utara dan pemilihan Kepala Daerah Bupati Langkat.
Kita di beri hak pilih berdasarkan undang-undang untuk memilih Kepala Daerah.
Tingkat apatis masyarakat masih ada, jelas ini adalah hal yang salah, negara sudah mengamanatkan lewat undang undang untuk memberikan hak pilih, bayangkan berapap besar kerugian dari dampak apatis tersebut. Negera sudah menggelontorkan anggaran ratusan Milyar rupiah untuk biaya Pilkada secara serentak.
Tinggi nya tingkat pemilih jika di bandingkan dengan tahun 2019 cukup tinggi jika di bandingkan dengan tahun 2024, sementara anggaran untuk pemilu ini cukup besar. Di harapkan lewat pengawasan pemilu partisipatif nantinya mampu untuk memotivasi minat masyarakat untuk mengajak masyarakat tentang pentingnya berdemokrasi lewat Pilkada dalam memilih pemimpin, supaya kita bisa menentukan arah pembangunan, nantinya akan lahir pemimpin yang berkualitas.
Calon Kepala Daerah yang hanya dua pasangan saja rentan akan membuat situasi panas, sementara suara di tengah masyarakat masih ada suara apatis hanya berpikir bicara uang. Yok kita sebagai pengawas pemilu partisipatif sosialisasikan mengajak masyarakat untuk melaksanakan Pilkada untuk datang ke TPS dan juga terlibat dalam pengawasan Pilkada. Laporkan jika ada melihat pelanggaran pemilu. Panwaslu hanya sebagai wasid dalam Pilkada.
Money politik sebagai demokrasi yang jelek, dengan menggunakan politik uang nantinya ketika menjabat akan berpikir bagaimana mengembalikan uang nya dengan cara yang tidak baik juga, seperti korupsi, sementara mereka yang punya kemampuan karena tidak punya uang tidak punya kesempatan untuk menduduki jabatan, terang Ahmad Guridno.
Reporter : DEDEK AKHYAR