
Buser24.com | Langsa.
Ada seorang petugas yang berpakaian seragam polisi lengkap dengan baret terkesan tidak sopan dan tidak santun dalam menjalankan tugas atau saat melayani masyarakat dikantornya.
Dan seperti biasa setiap pagi ada kegiatan rutin penertiban arus lalulintas yang dilakukan oleh petugas yang memakai pakaian seragam polisi lengkap dengan baretnya, disetiap persimpangan jalan A.Yani.
Senin 27/11/2023, sekira pukul 70.30 WIB, ada salah seorang remaja yang mengendarai sepeda motor metic menuju ditempat bekerja pada salah satu toko di kota Langsa.
Menurut pengakuan anak remaja tersebut ia parkir dipinggir jalan dan didepan toko, lalu datang petugas yang menggunakan seragam polisi dan mempertanyakan surat kendaraan pagi itu anak remaja tersebut yang saat mengendarai sepeda motor tidak membawa surat kendaraan (STNK) dan tidak menggunakan helem serta tidak memiliki SIM,
Kemudian petugas yang menggunakan seragam Polisi memaksa untuk mengambil sepeda motor anak remaja itu, dan memaksa meminta kunci yang ada didalam tasnya, sambil membentak bentak dan marah kepada anak Remaja tersebut, karena dibentak dan dimarahi anak itu pun menangis terisak isak.
Selanjutnya si anak tersebut menghubungi orang tua nya sambil menangis terisak isak dan mengatakan,”Ayah kretanya di ambil sama polisi, dan polisinya juga bentak bentak dan marah marah dan main rampas kunci didalam tas “kata sianak tersebut.
Tak lama kemudian orang tua sianak tersebut sampai tidak jauh dari lokasi diambilnya sepeda motornya oleh petugas yang menggunakan seragam polisi dan bertemu dengan anaknya yang berdiri dipinggir jalan sambil menangis terisak isak, karena dimarah dan dibentak bentak oleh oknum polisi tersebut.
Kemudian sianak diajak menuju Pos Lantas yang berada di JL. Prof. A. Majid Ibrahim Langsa yang tidak jauh dari
“Terminal Tipe A kota Langsa atau sering juga disebut terminal terpadu Langsa.”
Sesampainya di kantor Lantas, orang tua dan si anak tadi bertemu dengan petugas yang menggunakan pakaian Polisi lengkap dengan baretnya namun tidak ada nama baju rompi bagian kanan, orang tu tersebut mengatakan kepada petugas, ijin pak mau ambil kreta anak lalu petugas itu menanyakan ada STNKnya pak, kemudian sibapak menyerahkan STNK kepada petugas, lalu dilakukan penilangan STNK oleh petugas akibat pelanggaran yang dilakukan oleh si anak tersebut.
Namun sangat ironis dan sangat disesalkan, petugas yang berseragam polisi tersebut pada saat melayani masyarakat terkesan tidak mengayomi dan kurang santun dan tidak beretika karena dengan sombong dan nada tinggi, dan juga sambil meledek (mengejek) setiap ucapan atau bahasa ucapkan orang tua si anak tersebut, “ketika orang tua sianak tersebut ketawa, oknum polisi itu juga mengikutkan ketawa, “haha tapi ditambah bahasa juga, (haha juga ketus petugas itu) dan beberapa kali ucapan orang tua tersebut yang dikeluarkan terus diikutkan oleh petugas berseragam polisi tersebut dengan di tambah dengan kata kata” juga” (hehe juga) terkesan petugas yang berseragam polisi itu tidak beretika dan tidak punya sopan santun serta tidak mengayomi dalam melayani masyarakat.
Dikarenakan pada seragam atau baju rompi polisi yang dipakai nya tidak ada namanya, karena dibuka, kemudian orang tua sianak tersebut mempertanyakan nama petugas berseragam yang tidak beretika dan tidak punya sopan dan santun itu kepada orang yang lebih tua, lalu petugas itu menyebutkan dan memberitahukan namanya diucapkan dengan nada tinggi juga lantang nama saya ,” saya IB pak, uda tau pak” ketusnya.
Oleh karena sebagai seorang petani dari desa, bapak itu pun merasa takut dan tidak banyak bicara, bahkan disuruh duduk pun takut karena berhadapan dengan orang berseragam polisi, ia hanya mengatakan kepada oknum polisi tererbut, maaf pak saya mau ambil kreta, dan ini STNK nya, bapak dari kampung tersebut hanya mengatakan ini anak saya pak yang bawa, kalau memang salah ya sudah tilang aja dan dimana bisa tebus STNK nya, tapi ya jangan lah marah marah dan kaku kali pak.”ucap sibapak petani dari desa tersebut.
Akibat kejadian itu bapak siank tersebut sangat menyesalkan tindakan petugas yang berseragam polisi itu karena terkesan oknum itu tidak etika dan tidak punya akhlak serta kurang sopan dan santun dalam melayani masyarakat apalagi sambil meledak(mengejek) orang yang lebih tua,”ungkap bapak sianak itu.
“Meskipun sebagai seorang Jurnalis dan aktivis, dan juga petugas tersebut tidak mengenali saya, dan saya pun pura pura takut dan mengaku tidak tau apa apa pada saat itu, saya pun mengaku kepada bapak polisi itu orang kampung yang bodoh juga petani orang gak tau apa apa pak, dan juga saya mempertanyakan dimana nanti saya tebus STNK nya pak kalo ditilang maklumlah saya orang kampung yang gak tau pak,”begitu saya jawab sama bapak polisi itu pun menjawab dengan ketus sambil meledek, “nanti bapak ambil di Kejaksaan.”sebutnya.
Reporter : Wira