
Buser24.com,Berau – Perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit di kabupaten Berau yang sengaja membiarkan karyawannya dalam keadaan sakit keras tanpa adanya BPJS untuk membantu karyawan yang sedang sakit.
Kamis 04/03/2021.Manageman PT.Sentosa Kalimantan Jaya (SKJ) membiarkan karyawan nya dengan sengaja tidak menghiraukan kesehatan sampai saat ini karyawan nya dalam keadaan sakit parah sampai kondisi kesehatan karyawan tersebut di nyatakan oleh dokter yang merawatnya ialah UNFIET.
Managemen memang betul-betul sengaja untuk menghidar dari pada hak dan tangung jawabnya terhadap buruh.
Namun sekian lama karyawan tersebut mengalami sakit tidak ada biaya yang di keluarkan dalam biaya pengobatan.
Pihak keluarga ibu nur,aini pernah mempertanyakan hal tersebut namun jawaban dari pada HRD yang mewakili manageman menyampaikan bahwa ibu nur aini ini belum pernah di daftar ke kantor BPJS kesehatan sejak tahun 2013 ia mulai bekerja sampai dengan 2020 dan tambah lagi masalah yang berkaitan dengan BPJS ketenaga kerjaan, dan satu hal yang terpenting menjadi pertanyaan pihak keluarga, kenapa di selip gaji ibu nur,aini ada potongan BPJS kesehatannya sedangkan kartu BPJS nya tidak ada lalu kemana uang yang di potong untuk biaya BPJS tersebut. .
Selanjutnya pihak keluarga mengechek kebenarannya di kantor BPJS kesehatan namun hasilnya tidak sesuai yang di harapkan (nihil) dan tidak terdaftar.
“Keluarga ibu nur,aini pun tetap berupaya untuk meminta supaya pihak manageman perusahan itu bisa mengambil langkah untuk menyelesaikan persoalan itu dengan damai dan meminta perusahaan agar membayar hak-hak nya sesuai dengan ketentuan undang-undang perburuhan, atau kesepakatan bersama antara kedua belah pihak dan pihak keluarga mengharapkan penyelesaian itu sesuai dengan Surat Perjanjian Bersama (SPB)
Manageman PT.SKJ yang membikin perjanjian bersama ini malah mereka pula yang melanggar perjanjian tersebut hingga hari ini belum ada titik penyelesaian dengan pengurusnya yang di berikan surat KUASA penuh dari ibu nur,aini.
Keluarga ibu nur’aini pun mengharapkan bagaimana upaya perusahaan agar bisa membatu dengan biaya pengobatan dan
Sampai saat ini pihak Manageman perusahaan tidak ada menghubunggi keluarga dan Pihak penerima yang di mintai untuk menyelesaikan persoalan ini,”pungkasnya
(Fendy)