
Oleh : Dr. Sri Wahyuni Hasibuan M.P.D, & Khairunnisa M.P.D
Dosen STAI Jam’iyah Mahmudiyah Tanjung Pura, Langkat
Buser24.Com.Langkat (Sumut) – Agama menggabungkan perasaan emosional dan perilaku ritualistik serta memberikan kompas moral bagi masyarakat. Selanjutnya agama membentuk dan berdampak pada identitas agama baik melalui pengalaman dan interaksi individu maupun komunal. Saat ini orang-orang semakin banyak bepergian karena alasan agama dengan konsekuensi dampak keuangan. Namun, wisata religi bukanlah hal baru. Terdapat banyak alasan yang diajukan untuk wisata religi diantaranya untuk menyatakan bahwa secara historis pada strata tertinggi masyarakat, kemudian orang-orang bepergian untuk alasan agama yang jelas tetapi pada saat yang sama terlibat dalam kegiatan “pencarian kesenangan dan budaya”.
Wisata religi adalah salah satu ceruk pasar yang berkembang pesat saat ini dengan banyak orang yang bepergian secara internasional maupun domestik. Dari tempat yang beragam seperti ke Maroko, Tunisia, Vatikan, Mekkah, Madinah, Yerussalem dan untuk domestic Indonesia terdapat wisata religi Masjid Raya Baiturrahman di Banda Aceh, Pura Tanah Lot Bali, Candi Borobudur dan Candi Prambanan di Yogyakarta, Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral di Jakarta.
Tempat-tempat religi menjadi fokus banyak wisatawan Saat ini. Ketika orang mengunjungi situs keagamaan atau berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan tanpa motivasi keagamaan atau dengan berbagai motivasi. Sebaliknya, mereka mungkin terlibat dalam kegiatan non-agama dengan semangat quasi-religius.
Penting bagi akademisi dan pengembang wisata religi untuk mengenali aspirasi wisatawan dan pengunjung.
Banyak istilah yang digunakan untuk menggambarkan wisata religi seperti menggunakan istilah wisata warisan, wisata budaya, wisata ziarah. menemukan bahwa orang dapat mengunjungi hal yang situs yang sama dengan motivasi yang sangat berbeda dengan situs yang sama. Diantranya merupakan motivasi ziarah keagamaan bagi sebagian orang meliputi ziarah (budaya atau nostalgia) atau pariwisata (petualangan atau budaya). Bahkan ketika seseorang mungkin bukan turis religi, Dimana terdapat hubungan antara ritual keagamaan sebagai cara untuk mendorong inisiatif pariwisata berbasis masyarakat. seperti para peziarah beragama Muslim di haji dan di Makam Rasullah SAW yang berfungsi membangkitkan gairah atau semangat religius.
Kabupaten yang memiliki jumlah penduduk lebih dari 1 juta orang yang terdiri dari 23 Kecamatan dan 240 Desa serta 37 Kelurahan dengan total luas wilayah 6.273,29 km² merupakan potensi sekaligus peluang yang besar dalam pengembangan pariwisata. Di Kabupaten Langkat Sumatera Utara terdapat begitu banyak objek wisata yang telah dikembangkan dikarenakan secara geografis memiliki alam yang sangat indah dan mempesona. Selain itu, terdapat juga objek wisata religi yaitu Masji Azizi Tanjung Pura dan Desa Besilam Babussalam yang didalamnya terdapat makam tuan guru Abdul Wahab Rokan yang sering dikunjungi baik wisatawan mancanegara maupun domestic.
Objek wisata Masjid Azizi dan Desa Besilam Babussalam merupakan objek wisata yang berpotensi untuk dikembangkan dikarenakan memiliki berbagai dimensi yaitu nilai sejarah, ritual keagamaan dan budaya yang khas. Diaman Masjid Azizi merupakan salah satu Masjid termegah dijamannya yang didirikan pada tahun 1902 yang mampu menampung 2000 jamaah. Kemegahan Masjid Azizi tidak diragukan lagi dengan desain Timur Tengan dengan Nuansa Melayu, menjadi ciri khas tersendiri yang tidak dimiliki bangunan Masjid Lainnya di Indonesia. Terdapat juga makam Pahlawan Nasional Tengku Amir Hamzah dalam area masjid yang menambah nilai sejarah disamping nilai religuisitas. Disisi lain objek wisata Desa Besilam Babussalam yang sudah tersohor hingga kemancanegara merupakan objek wisata yang dapat dirangkai dalam suatu program wisata religi di Kabupaten Langkat.
Persyaratan menjadi objek wisata unggulan sudah terpenuhi berdasarkan dimensi diatas. Sehingga yang diperlukan adalah kebijakan dan dukungan yang tepat dari Pemerintah Kabupaten Langkat maupun pemerintah Provinsi dan Pusat terkait pengembangan objek Wisata tersebut. Disamping itu dukungan masyarakat setempat menjadi point penting dalam pengembangan suatu destinasi wisata, keramah tamahan dan menciptakan suatu nuansa kenyamanan disuatu wilayah menjadi perhatian para wisatawan.
Pada periode tahun 2019 terdapat 24.113 kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Sumatera Utara. Data ini memberikan gambaran jelas terkait peluang besar yang dapat dimanfaatkan untuk menarik minat wisatawan tersebut berkunjung ke Kabupaten Langkat dengan salah satunya mempromosikan wisata religi yang dimiliki. Kunjungan wisatawan sendiri akan mendorong kesejaheraan masyarakat sekitar. Oleh Karena itu, ide atau gagasan pengembangan wisata religi di Kabupaten Langkat ini layak untuk di perhatikan.***
Oleh:Dr..Sri Wahyuni Hasibuan M.P.D & Khairunnisa M.P.D
Dosen STAI Jam,iyah Mahmudiyah Tanjung Pura Langkat
Pengirim M Arif Siregar Reporter Buser24.Com
Editor. zamri.