
Buser24.com | Labuhan Haji (Aceh Selatan).
Suasana pagi di Dayah Darussalam Labuhan Haji pada Selasa, 22 April 2025, berbeda dari biasanya. Sejak fajar menyingsing, ribuan jamaah dari berbagai penjuru Aceh bahkan luar daerah telah memadati Dayah Darussalam Al-Wallyyah, Blang Poroh, Labuhan Haji – Aceh Selatan yang didirikan oleh ulama besar Aceh, Hadhratus Syaikh Abuya Muda Waly Al-Khalidy. Mereka hadir dengan niat yang sama menghadiri haul ke-66 ulama mursyid yang jasanya begitu besar dalam mengembangkan ilmu keislaman di bumi Serambi Mekkah.
Mulai dari santri, alumni, tokoh ulama, pejabat pemerintah hingga masyarakat umum, semuanya berbaur dalam kekhidmatan. Tidak ada sekat, yang ada hanya rindu dan kecintaan terhadap sosok yang semasa hidupnya dikenal dengan ilmu yang luas, akhlak yang luhur, dan visi besar dalam mencetak generasi beradab. Haul ini bukan hanya sekadar peringatan tahunan, melainkan refleksi mendalam terhadap warisan intelektual dan spiritual Abuya Muda Waly yang tak lekang dimakan zaman.
Doa dan Khidmat dilakukan Sejak Pagi Hari Pada Pukul 07.00 pagi, suara lantunan ayat-ayat suci Al-Qur’an mulai bergema dari mimbar utama. Puluhan ulama kharismatik hadir memimpin doa dan zikir, termasuk dua tokoh penting: Abon Arongan dan Abu Paya Pasi. Mereka memandu ribuan hadirin menundukkan kepala, memanjatkan doa untuk Abuya dan para guru mereka yang telah wafat, serta memohon keberkahan untuk generasi saat ini.
Suasana haru terasa mendalam. Tetes air mata jatuh, bukan karena duka, tapi karena rasa syukur memiliki sosok panutan yang ilmunya tak hanya tinggal di rak-rak kitab, tetapi hidup dalam laku para muridnya yang kini tersebar di berbagai penjuru dunia sebagai dai, pendidik, dan pembela kebenaran.
Peringatan Sebagai Refleksi dan Kesadaran Kolektif
Bukan hanya momen spiritual, Haul Abuya Muda Waly ke-66 ini juga menjadi titik temu antara masa lalu dan masa depan. Dalam sambutannya yang mewakili Gubernur Aceh, Kepala Dinas Pendidikan Dayah Aceh, Dr. Munawar A. Jalil, menegaskan pentingnya melanjutkan perjuangan Abuya dalam memperkuat penerapan syariat Islam. Ia juga mengajak para alumni dan santri untuk tidak hanya bangga sebagai bagian dari Dayah Darussalam, tetapi juga aktif mendukung program-program pembangunan Aceh yang islami dan berdaya.
“Warisan Abuya bukan hanya bangunan megah atau kitab-kitab klasik. Warisan sejati beliau adalah generasi berilmu yang berani mengambil peran dalam membangun umat. Jangan hanya duduk dan bernostalgia. Bangkit dan bergeraklah,” ujar Dr. Munawar dengan suara lantang, disambut takbir para hadirin.
Kisah Keilmuan Abuya yang Menginspirasi Dunia
Salah satu sesi yang paling menyentuh adalah pembacaan manaqib Abuya Muda Waly yang disampaikan oleh Abuya Muda Habibie Muhibbuddin Waly. Dalam manaqib tersebut, terungkap banyak kisah luar biasa yang menggambarkan kapasitas keilmuan Abuya yang sulit disamai.
Ketika menuntut ilmu di Makkah, Abuya berguru langsung kepada ulama hadis terkemuka, Syekh Sayyid Aly Al-Maliki Al-Hasani Al-Makki. Dalam satu ujian, beliau diminta menghafal 2.000 hadis, namun Abuya justru melampaui ekspektasi dan menghafal hingga 4.000 hadis dengan sanad dan pemahaman yang mendalam. Sang guru pun memberikan ijazah penuh dalam bidang hadis dan tarekat, sebuah bukti pengakuan internasional terhadap keilmuannya.
Pesan Spiritual: Ilmu, Adab, dan Keberkahan
Dalam tausiah berikutnya, Abi Daud Hasbi memberikan nasihat yang meresap hingga ke tulang sumsum para santri. Ia menekankan bahwa ilmu yang diwariskan oleh Abuya tidak akan berguna jika tidak dibarengi dengan adab dan niat yang lurus.
“Jangan bangga hanya karena duduk di ruang kelas Dayah Darussalam. Ilmu itu cahaya, dan cahaya hanya akan menyinari hati yang bersih. Hormatilah guru kalian, rawatlah akhlak, dan jadilah insan yang bermanfaat,” ucapnya penuh penekanan.
RADAD dan Peran Alumni
Ketua Rabithah Alumni Dayah Darussalam (RADAD), Tgk Safrijal Puri, dalam sambutannya mengajak seluruh alumni untuk menjaga kekompakan, mempererat silaturahim, dan membangun jaringan antaralumni yang aktif dan produktif. Ia juga mengingatkan bahwa ukhuwah bukan sekadar jargon, tetapi amalan nyata.
“Siapa yang tidak menyayangi, tidak akan disayangi. Mari kita buktikan bahwa alumni Darussalam adalah agen kasih sayang, bukan permusuhan,” katanya bijak.
Pernyataan ini seolah menjadi sinyal kuat bahwa alumni Dayah Darussalam bukan hanya warisan Abuya, tetapi juga garda depan dalam menjaga persatuan umat.
Lebih dari Sekadar Peringatan Tahunan
Haul Abuya Muda Waly ke-66 bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga membangun komitmen untuk masa depan. Dalam setiap pelukan sesama santri, dalam setiap zikir yang dilantunkan bersama, dan dalam setiap air mata yang jatuh karena rindu kepada sang mursyid, terdapat semangat baru yang mengalir.
Dari Labuhan Haji, semangat itu menyebar. Tidak hanya kepada mereka yang hadir secara fisik, tapi juga kepada para pecinta Abuya di berbagai wilayah yang mungkin hanya bisa menyimak dari kejauhan.
Haul ini adalah energi ruhani, sebuah penanda bahwa perjuangan belum selesai. Warisan Abuya adalah warisan perjuangan, dan setiap anak muridnya adalah penerus misi suci itu: mencerdaskan umat dengan ilmu, mendidik dengan akhlak, dan membina masyarakat dengan kasih sayang. Seni (28/04/2025)
Reporter : Andi / Bay