
Buser 24.com | Langkat ( sumut).
Habis gelap timbullah terang, pepatah ini selalu terdengar ditengah – tengah masyarakat, namun untuk yang satu ini sangat bertolak belakang ” Habis terang timbullah gelap ” , bagaimana tidak, dulunya kehidupan pak Amat (82),bisa dikatakan berkecukupan, selain fisiknyya lemah, pak Amat bersama istrinya yang kini sakit, sskitan, mendiami gubuk, yang bakal rubuh akibat dimakan usia.
Impormasi diperoleh buser 24 ,Minggu, 28/3/2021, pak Amat, adalah karyawan Pertamina UP, I, (unit pengolahan – I) Pertamina Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, (sumut), punya anak dua orang,keduanya wanita ibu rumah tangga (irt – red) namun tidak serumah.
” Iya, dulunya pak Rahmat itu karyawan pert\mina tinggal bersebelahan rumah dengan saya, di-Kelurahan Alur Dua, Kecamatan Sei Lepan, Kabupaten Langkat, tergolong orang berada, bahkan punya tiga yunit rumah permanen, siapa sangka bapak itu kini hidup dirumah reot alias rumah tak layak terbilang gubuk, itupun impormasinya menumpang,” kata Juned warga Trowongan.
Tambah Juned, kehidupan pak Rahmat, sangat memperihatinkan, sangat miris kita melihatnya, bagaimana tidak, buat makan sehari – harinya saja, dari pemberian para tetangga,pensiunnya sudah tidak ada, kata Juned, sembari mengatakan, ” kemarin saya singgah keruumahnya, menyisihkan sedikit rejeki, kuberi pada pak Rahmat, ” kata Juned.
Hal senada juga diutarakan Sitompul, awak media yang bertugas dilangkat, menurutnya, sudah selayaknya kehidupan pak Ramat, yang bermukim diwilayah Desa Pelawi Selatan, kecamatan Babalan, Langkat, tepatnya dipinggir jalan raya , Brandan – Tanjung Pura, mendapat perhatian serius dari dinas terkait, ” Karna tergolong Pra Sejahtra
Begitu juga para orang-orang yang mampu, sisihkanlah sedikit rejekinya buat pak Rahmat, dengan adanya uluran tangan dari para donasi, paling tidak dapat menyambung hidup buat makan sehari-hari, ” kata Sitompul,sembari menambahkan,kehidupan pak Rahmat, bisa dijuluki ” Habis Terang Timbullah Gelap “,papar Tompul, dengan mata berkaca – kaca.
Reporter : Syafii Eppendi Gultom