
Buser24.com | Aceh Tamiang.
Yayasan Ekosistem dan Budaya Nusantara (EKOBA) penuh keprihatinan dan sekaligus apresiasi terhadap potensi yang sangat luar biasa dimiliki oleh kawasan wisata Kuala Paret dan Air Panas Kaloy, wisata alam ini yang terletak di Kecamatan Tamiang Hulu, Aceh Tamiang.
Kedua destinasi ini berada dalam wilayah Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Kaloy, sebuah kawasan lindung geologi yang memiliki peran penting dalam ekosistem air, mitigasi bencana, dan keanekaragaman hayati”, hal ini disampaikan oleh Andi Nur Muhammad, Ketua EKOBA, Sabtu (17/07/2025).
Lanjut Andi Nur Muhammad Mengatakan “Kuala Paret dan Air Panas Kaloy bukan sekadar objek wisata alam, melainkan bagian dari sistem ekologis yang rapuh dan vital. Kawasan karst Kaloy menyimpan cadangan air tanah, jalur aliran sungai bawah tanah, serta gua-gua yang merupakan habitat alami dan menyimpan rekam jejak geologi penting.
“Pengelolaan kawasan ini harus berbasis konservasi dan kesadaran akan potensi bencana yang dapat muncul sewaktu-waktu”, ujar Andi.
Lebih lanjut Ketua EKOBA , Andi Samapaikan “Ancaman terhadap KBAK Kaloy dan Ekosistem Sekitarnya
KBAK Kaloy kini menghadapi sejumlah ancaman ekologis, seperti:
– Eksploitasi material tambang dan pengerukan batu kapur yang merusak struktur geologi karst dan mengganggu sistem resapan air tanah
– Alih fungsi lahan untuk perkebunan dan kegiatan non-ekologis yang menyebabkan degradasi tutupan hutan
– Peningkatan volume kunjungan wisata tanpa regulasi jelas, yang menyebabkan pencemaran lingkungan , sampah, dan tekanan terhadap habitat alami flora-fauna lokal.
Jika tidak segera diatur, aktivitas-aktivitas ini berisiko menimbulkan kerusakan permanen pada sistem hidrologi karst dan mengurangi daya dukung lingkungan.
“Potensi Bencana Alam yang Mengintai
Kawasan karst dan perbukitan Kaloy memiliki tingkat kerentanan tinggi terhadap beberapa jenis bencana alam, antara lain:
“Longsor dan erosi tebing, terutama pada musim hujan, yang dapat membahayakan pengunjung maupun masyarakat sekitar Kuala Paret.
“Kekeringan musiman, akibat hilangnya cadangan air bawah tanah jika kawasan resapan terus dirusak
“Penurunan tanah (subsidence) yang bisa terjadi bila rongga-rongga bawah tanah karst terganggu oleh pembangunan atau eksploitasi tambang
Potensi banjir mendadak (flash flood) jika vegetasi hulu tidak lagi berfungsi sebagai penahan dan penyerap air hujan.
“Kami tidak hanya bicara soal potensi wisata, tapi juga keselamatan jangka panjang masyarakat dan pengunjung. Pengelolaan kawasan harus memperhitungkan risiko bencana dan menyusun rencana mitigasi berbasis data ilmiah,”ujar Andi.
Terkait hal yang ini juga, Andi menyampaikan “Rekomendasi EKOBA Kolaborasi untuk Keberlanjutan
Yayasan EKOBA mendorong penguatan kolaborasi antara pemerintah daerah, pelaku wisata, masyarakat adat/lokal, dan organisasi masyarakat sipil untuk bersama Melakukan penilaian risiko bencana secara berkala di seluruh kawasan KBAK Kaloy.
“Selain itu, Mendorong zonasi perlindungan dan konservasi aktif di sekitar Kuala Paret dan sumber air panas Kaloy. Mengembangkan skema geowisata edukatif, dengan melibatkan komunitas lokal sebagai pelaku utama
Hal ini juga kita menegaskan “Menghentikan aktivitas merusak seperti penambangan liar dan memperkuat regulasi lingkungan berbasis UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional”, Tegas Andi.
Diakhir Penyampaiannya, Andi Mengatakan “,Kuala Paret dan Kaloy bisa menjadi model pengelolaan wisata berkelanjutan berbasis geologi dan budaya lokal, asalkan dikelola dengan hati-hati, inklusif, dan berpandangan jangka panjang. Potensi wisata harus berjalan seiring dengan upaya mitigasi bencana, perlindungan ekologis, dan pemberdayaan komunitas”, Akhir Penyampaian Ketua Yayasan EKOBA Aceh Tamiang, Andi Nurmuhammad
Reporter : Andi