
Buser 24 com. Galang. Selepas sholat Jumat di Masjid Jami’ Galang Kota Camat Galang Asma Fitriyan Syukri, SSTP, Msi bersama alim ulama melakukan ziarah kubur kemakam Syaekh H. Muhammad Jamil bin H. Abdurrahman Al Faguri Mandili yang berlokasi berada persis dibelakang Mesjid Jami’ Galang Kota.
Turut bersama Camat Fitryan Syukri Imam Mesjid Jami’ Galang Kota Al Ustad Triono, SPdI, Imam Mesjid Besar Petumbukan H. OK Rusli, Ketua BKM Jami’ HM. Zulkifli Barus, Sekretaris M. Yusuf Tarigan, Msi, Bendahara HS. Edriyanto Tanjung, Sekretaris FKDM Kec Galang Nurdin Barus beserta beberapa orang Cendikiawan dan tokoh masyarakat.
Camat Asma Fitryan Syukri Rangkuti mengaprsiasi pengurus BKM Jami’ yang merawat dan melestarikan makam ulama Syekh HM Jamil bin H. Abdurrahman Al Faguri Mandili yang menyebarkan ilmu agama islam dimasanya. “Islam mengajarkan, kata Fitriyan, agar kita sebagai ummat Islam ini mencintai dan mengikuti ajaran Rasulullah dan para sahabatnya. Setelah masa sahabat berlalu Kita diajarkan juga untuk mencintai pengikutnya para tabiin, setelah para tabiian maka para ulamalah yang menjaga serta merawat apa yang telah diajarkan Nabi Muhammad kepada ummat Islam.
Jadi apa yang dilakukan pengurus BKM merawat melestarikan makam ulama merupakan perbuatan terpuji yang harus diteladani, ujar Asma Fitriyan.
Prosesi ziarah dan doa bersama dimakam ulama yang dimasa hidup akrab dipanggil Tuan Guru Galang, dipimpin oleh Al Ustad H. OK. Rusli dengan berjalan khusuk dan hikmat.
Peranan Syekh HM Jamil terhadap penyebaran ajaran Islam diwilayah pemerintahan Kesultanan Serdang ke V yang ketika itu dipimpin Sultan Sulaiman Sariful Alamsyah, di diungkapkan oleh Imam Mesjid Jami’ Galang Kota Al Ustad Triono, SPdI kepada para penziarah.
Disebutkan, berawal Sultan Sulaiman Sariful Alamsyah ditahun 1910 membangun Mesjid Jami’ Galang Kota berikut Mahtap (Madrasah) dan rumah panggung untuk Kenaziran Masjid. Pada saat yang sama Kesultanan juga mengangkat Kenaziran pertama Syekh HM. Jamil bin Abdurrahman Al Faguri Mandili.
Alm Syekh H.Muhammad Jamil bin H. Abdurrahman Al Faguri Mandili (Tuan guru Galang) lahir di Desa Fagur Panyabungan pada tahun 1883. Dan almarhum Wafat di Galang pada tahun 1939. Dalam mempelajari agama Islam Syekh HM Jamil pernah menimba ilmu di Masjidil Haram Makkah selama tujuh tahun tetpatnya pada tahun 1901 s/d 1908.
Dimasa yang sama di Masjidil Haram Makkah ketika itu belajar juga Syekh H. Muhammad Yunus terlahir di Binjai tahun 1889 asal Gunung Beringin Penyabungan. Muhammad Yunus ulama yang mendirikan Mahtap Islamiya Tapanuli (MIT) pada 19 Mei 1918 di Jalan Hindu Medan dan beliau wafat pada 07 Juli 1950 diusia 64 tahun. Banyak murid-muridnya menjadi pemimpin agama di Sumatra Utara, salah satu yang dikenal cukup luas KH. Arsad Talib Lubis.
Arsad Talib Lubis juga dimasa mudanya selalu mengunjungi Syekh HM Jamil bin H. Abdurrahman Al Faguri Mandili di Galang dan menurut ungkapan saksi bahwa kunjungan tersebut untuk mempelajari tentang ilmu agama.
Murid lain dari Syekh HM Jamil yang dikenal didaerah Kabupaten Deli Serdang antara lain ada H. Wan Damiri merupakan ulama yang bergerak dibidang kemanusiaan sekaligus pendiri Panti Asuhan Lubuk Pakam.
Lebih lanjut, Imam Masjid Jami’ Ustad Triono mengatakan, ulama besar lain yang sering mengunjungi Syekh HM Jamil di Galang adalah Syekh Musthafa Husein bin Umar Nasution Al Mandili, lahir pada 1886 dan wafat pada 16 November 1955 diusia 69 tahun. Syekh Mustafa sebagai pendiri Pesantran Mustafawiyah di Purba Baru. Sementara Syekh Mustafa Husein ini juga menimba ilmu agama di Mesjidil Haram Makkah selama 13 tahun persisnya tahun 1901 hingga 1914.
Ulama seangkatan Tuan Guru Galang lainnya Syekh Sulaiman AR Rasuli lahir tahun 1871 dan wafat 01 Agustus 1970 pada usia 99 tahun dan semasa hidup pernah belajar di Majidil Haram Makkah tahun 1903 s/d 1907. Kemudian ulama besar yang cukup terkenal hingga kemanca negara dari tanah Jawa pendiri Pesantren Gontor Jombang KH. Hasyim Asy’ari. Kakek Gusdur ini lahir 14 Februari 1871 dan wafat 25 Juli 1947 diusia 76 tahun. Belajar ke Makkah pada tahun 1892 – 1899 – belajar kedua hingga 1920, tutur Triono.
Sumber buser24 Wakil Ketua MUI Kecamatan Galang Ustad Safrizah, SPdI mengungkapkan, Syekh HM Jamil merupakan ulama yang memiliki karomah. Dimasanya beliau pernah menerima keluhan para petani di Desa Pulau Tagur Kecamatan Galang yang terancam gagal panen karena kemarau berkepanjangan. Seketika Syekh HM Jamil mengunjungi desa tersebut dan kemudian sekembalinya beliau setelah lebih dulu memanjatkan doa hujanpun turun membasahi sawah petani. ‘Banyak lagi cerita tentang karomah Syekh HM Jamil, ujar Syafrizas mengutip penuturan anak kandung Syekh HM Jamil Alm Al Uastas KH. Azrai Nasution.
Safrizas juga mengungkapkan, Alm Syekh HM. Jamil pernah diutus oleh Sultan Sulaiman Sariful Alamsyah untuk mengajar di Kesultanan Kedah Malaysia selama 5 tahun atas permintaan Sultan Kedah ketika itu untuk mengajar ilmu agama kepada rakyat malaysia.
Setelah lima tahun di Kesultanan Kedah Malaysia Syekh HM Jamil Kembali Ke Galang hingga pada November 1939 beliau wafat, atas permintaan Sultan Sariful Alamsyah agar jenazahnya dikebumikan disamping Madjid Jami’ Galang Kota yang kini Jl. Perintis Kemerdekan. (L bagus)