
Buser24. com – Bangka Barat – Beredar spanduk siap mati demi menolak ponton isap produksi (PIP) masuk dan beroperasi di Perairan Desa Belo Laut Kecamatan Muntok Kabupaten Bangka Barat. Terkait informasi ini Wakil Kepala UPLB Unit Belinyu PT Timah,Tbk Wijaya mengatakan bahwa pihaknya belum ada rencana untuk kegiatan PIP di lokasi Ijin Usaha Pertambangan (IUP) milik PT Timah Tbk tersebut.
“Kita juga tidak tahu isu yang beredar ini yang menghembuskannya siapa, jadi kita juga belum jelas dan belum ada rencana untuk kegiatan PIP di Belo Laut, yang jelas kalo dari pihak kita berdasarkan perintah pimpinan, tim kita juga yang khusus menangani masalah PIP sampai sejauh ini belum ada arah kesana dan ini adalah hal yang berbeda antara PIP dengan KIP, dari kepengurusannya juga berbeda, makanya ada isu yang berhembus kesana pihak kita bingung juga,” terang Wijaya seperti rilis yang diterima awak media, Jumat, (13/8/21).
Selanjutnya, Wijaya mengungkapkan untuk kegiatan Ponton Isap Produksi (PIP) ketika beroperasi harus berdasarkan Standar Operasional Pekerjaan (SOP) yakni lewat sosialisasi terlebih dahulu ke pihak masyarakat dan lain-lainnya.
“Sampai sejauh ini kita belum melakukan itu karena kita juga belum ada rencana untuk itu, kemudian sampai saat ini jelas kita masih menjaga kondusifitas masyarakat, tetaplah menerima informasi dengan kepala dingin, janganlah bertindak secara anarkis serta saya harapkan bisa berkordinasi dengan teman-teman kita yang ada di lapangan untuk menanyakan kebenarannya,” ungkapnya.
Terpisah, salah satu tokoh masyarakat Desa Belo Laut, Kemis saat dikonfirmasi awak media melalui sambungan telepon, Kamis (12/8) malam, membenarkan terkait akan beroperasinya PIP di Perairan Desa Belo Laut.
Kemis membenarkan adanya spanduk-spanduk yang bertulis penolakan sebagai aspirasi dari warga. Sebab, menurutnya keberadaan PIP atau ponton apung justru mendatangkan banyak mudhorat ketimbang manfaat. Selain itu nelayan dalam posisi yang sulit.
“Warga Desa Belo Laut jelas sangat terganggu kerukunan dan kenyamanannya apabila PIP ini nantinya beroperasi, Jadi kami sangat menolak keras dengan wacana beroperasinya PIP ini, apalagi PIP ini rencananya dikomandoi oleh pihak luar, yang nantinya kalo jadi beroperasi pasti menimbulkan hal-hal yang sama-sama tidak kita inginkan,” jelasnya. ( Shadili )