
Buser24.com – Langkat ( Sumut )
Di duga akibat tidak ada nya kebijaksanaan selaku Kepala Desa terkait berdiri nya bangunan kafe di Daerah Aliran Sungai ( DAS ), masyarakat Desa Kuwala Gebang terpecah belah, sebagian kelompok masyarakat bubuhkan tanda tangan berikan dukungan ke pengusaha , sementara di lain pihak, sebagian masyarakat bubuhkan tanda tangan keberatan di lakukan perambahan kawasan hutan oleh oknum pengusaha luar, Selasa ( 11/7/2023) di Dusun lll, Desa Kuwala Gebang, Kecamatan Gebang, Kabupaten Langkat, Sumut.
Informasi yang berkembang ungkapan keberatan warga setempat ini bukanlah tampa alasan yang jelas, selama ini daerah tersebut adalah DAS terdapat hutan penyangga pantai dari abrasi laut akibat terjengan ombak sungai Kuwala Gebang.
Sebelumnya beberapa kali warga secara bersama sama menemui oknum pengusaha, namun aneh nya pengerjaan tetap terus berlanjut dan menariknya lagi muncul orang setempat ( berpihak ke pengusaha ) yang tampil kedepan memberikan penjelasan kepada pihak yang kontra.
Ahmad warga Dusun lll salah seorang warga yang ikut menemui pengusaha luar mengatakan, Secara baik baik kami menanyakan, kenapa hutan mangrove sebagai penyangga pantai di tebang untuk berdiri nya kafe, pada dasarnya kami memaklumi, tidak akan mungkin pengusaha luar berani menduduki DAS yang notabene nya adalah kawasan hutan tampa ada restu dari Pemdes, sayang nya Pemdes tidak ada mengajak masyarakat bermusyawarah, ungkap Ahmad penuh tanda tanya.
Ahmad melanjutkan keluh kesahnya selaku perwakilan masyarakat menambahkan, Ungkapan rasa kecewa kami sudah kami tuangkan lewat pembubuhan tanda tangan masyarakat , yang berbunyi ” Kami masyarakat Desa Kuwala Gebang melarang keras ada nya perambahan hutan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab “, tukas Ahmad.
” Sementara menurut informasi yang berkembang pihak perwakilan pengusaha juga menjalankan tanda tangan dukungan berdirinya kafe di kawasan hutan DAS”, ucap Ahmad.
Ungkapan yang berbeda justru di sampaikan oleh Apok selaku pengusaha setempat memberikan sumbang saran dan pendapat nya sebagai referensi, Apok menjelaskan , ” Pengusaha mana yang mau berinvestasi di dalam hutan, saat ini Kuwala Gebang butuh orang luar untuk membangun kampung ini sebagai ikon pengembangan pariwisata, agar meningkatkan roda perekonomian masyarakat setempat meningkat, minimal terserap tenaga kerja, di perkirakan menurut informasi yang saya dengar ada 3 warga ibu ibu kurang mampu yang bekerja sebagai juru masak, dan 10 pria dewasa ikut bekerja harian di situ ” , kata Apok.
Sementara Bustami selaku Kades Kuwala Gebang terkait pro kontra masyarakat menanggapi persoalan berdiri nya bangunan kafe di DAS merupakan daerah kawasan hutan , ketika di komfirmasi tidak memberikan penjelasan baik lewat HP maupun di datangin ke kantor nya, namun ketika di kunjungi di rumah nya anak nya mengatakan, Ayah lagi pergi ke Stabat, ada urusan keluar tadi , ucap nya.
Rumor terus berkembang di tengah masyarakat, terkait oknum pengusaha menduduki kawasan hutan di duga sudah mendapatkan restu dari Pemdes.
Dari kabar burung yang beredar oknum pengusaha untuk menduduki kawasan tersebut sudah membayar 10 juta dari 20 juta yang di minta orang dekat Pemdes.
Bahkan ada juga yang menebar isu kalau oknum pengusaha untuk mengamankan usahanya sudah mengeluarkan kocek puluhan juta. Sumber juga mengatakan
Untuk bor air nya saja sudah mengeluarkan uang 12 jutaan, belum lagi biaya bangunan.
Reporter : Dedek Akhyar
Editor : L bagus