
Buser24 com.com.Meranti.Fenomena La Nina menjelang akhir tahun ini.La Nina adalah fenomena alam yang menyebabkan udara terasa lebih dingin atau mengalami curah hujan yang lebih tinggi disertai kilat dan angin kencang.a
tas hal ini Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati memberi peringatan serius . Karena Berdasarkan prakiraan BMKG potensi hujan lebat disertai petir hingga angin kencang diprediksi akan melanda sejumlah wilayah seperti di Aceh, Bangka Belitung, Banten, Bengkulu, DKI Jakarta, Gorontalo.
Kemudian, di Jambi, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Lampung.
Lalu, di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Papua, Papua Barat, Riau, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
Khusus di wilayah DKI Jakarta, wilayah yang berpotensi hujan disertai kilat/petir dan angin kencang di sebagian wilayah Jaksel, dan Jaktim pada siang dan sore hari.
“Sebagian wilayah Kepulauan Seribu, Jakbar, Jakpus, dan Jakut pada malam dan dini hari,” demikian keterangan BMKG, Kamis (21/10/2021).
Selain itu, BMKG memprakirakan di Jawa Barat, potensi hujan yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang antara siang hingga sore hari di wilayah Kab/Kota Bogor, Cianjur, Subang, Kab. Sukabumi, Purwakarta, Bandung Raya, Garut, dan Kab/Kota Tasikmalaya.
Sementara, berdasarkan monitoring terhadap perkembangan terbaru, dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina.
“Yaitu sebesar -0.61 pada dasarian I Oktober 2021. Kondisi tersebut juga berpotensi terus berkembang,” ungkap Dwikorita Karnawati.
Sedangkan, berdasarkan hasil kajian BMKG pada kejadian La Nina tahun lalu menunjukkan curah hujan mengalami peningkatan pada November hingga terutama Januari.
“Diprakirakan akan berlangsung dengan intensitas lemah hingga sedang hingga Februari 2022,” jelas dia.
Adapun, La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20-70 persen di atas normalnya.
Dia pun mengajak masyarakat dan pemerintah wajib bersiap menyambut kehadiran La Nina, dan diharapkan untuk tetap terus waspada.
Gelombang Ketiga Covid -19 di Akhir tahun 2022 atau diawal tahun 2022
Diwaktu dan tempat yang berbeda Jubir vaksinasi corona Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menegaskan gelombang ketiga corona pasti terjadi di Indonesia.
Nadia menjelaskan, gelombang ketiga itu kemungkinan besar terjadi di akhir tahun 2021 atau awal 2022.
Hal ini sesuai dengan sifat SARS-CoV-2 yang tertera pada jurnal ilmiah para ahli, yakni Covid-19 tidak cukup mencapai satu puncak gelombang kemudian turun.
“Gelombang ketiga adalah sesuatu yang niscaya atau pasti terjadi. Karena apa? Negara yang sudah mengalami gelombang ketiga memiliki cakupan vaksinasi yang tinggi, memiliki tingkat prokes yang sudah baik seperti di Inggris, AS, prokesnya lebih relaksasi,” jelas Nadia dalam diskusi daring.
Jika dibandingkan dengan gelombang pertama, gelombang ketiga pasti lebih tinggi karena jenis virusnya berbeda.
Terlebih, Nadia menyebut akan ada peningkatan mobilitas yang terjadi di libur Natal dan Tahun Baru.
Yang mana nantinya peningkatan mobilitas tersebut juga meningkatkan potensi naiknya kasus.
Pasalnya, relaksasi aktivitas sosial termasuk ibadah dan ekonomi akan berdampak pada kesadaran masyarakat untuk patuh protokol kesehatan.
Vaksinasi serta kesadaran masyarakat tentunya dapat menekan angka kasus pada gelombang ketiga nantinya.(Elbi )
Editor. Zamri.