![]()
BUSER24.COM, Lombok Timur (NTB)— Ketegangan pecah di depan Mapolres Lombok Timur saat puluhan massa aksi yang tergabung dalam Aliansi Pemuda dan Masyarakat Lombok Timur Menggugat menggelar demonstrasi keras menuntut Kapolres Lombok Timur keluar menemui massa dan memberikan penjelasan terbuka terkait dugaan penyimpangan proyek gedung pelayanan BPKB senilai Rp 25,7 miliar.
Aksi dimulai dengan pengawalan ketat aparat kepolisian. Namun, itu tidak menyurutkan semangat massa yang terus menggemakan tuntutan mereka.

Koordinator Aliansi Pemuda dan Masyarakat Lombok Timur Menggugat, Fahri Rahman, meledak dalam orasinya.
“Kami sangat kecewa! Tadi saat hearing sudah ada komunikasi, tapi ternyata kami hanya dipermainkan. Kami datang baik-baik, tapi Polres tidak serius. Maka kami tegaskan: COPOT Kapolres dan ADILI sesuai lima tuntutan kami!” seru Fahri. Rabu, (3/12/2025).
Di tengah panasnya terik matahari, para korlap dan orator aksi menyuarakan tuntutan secara bergantian. Suara mereka menggema hingga ke halaman Mapolres.
“Pak Kapolres, jangan jadi pengecut! Temui massa! Kami sudah berjam-jam menunggu di bawah panas! Buka gerbang atau kami yang maju!,”ucap salah satu korlap
Sesekali massa terdorong maju, meneriakkan ajakan: “Ayo maju selangkah! Buka gerbang! Jangan halangi rakyat!” Namun upaya mereka masuk terhenti lantaran barikade petugas keamanan yang berdiri rapat menghadang.
Massa aksi menyoroti kuat dugaan penyimpangan dalam pembangunan Gedung BPKB Polres Lombok Timur bernilai Rp 25,7 miliar.

Salah satu orator menjelaskan alasan mengapa mereka mendesak pencopotan Kapolres:
1. Kapolres Lombok Timur merupakan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) dalam proyek tersebut.
2. Kapolres juga merangkap sebagai Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), yang mengatur seluruh proses pembangunan dari awal hingga akhir.
“Mulai dari pembelian material sampai pengaturan internal proyek, Kapolres yang memegang kendali. Dan sekarang beliau tidak mau keluar menemui masyarakat. Ini memperkuat dugaan kami: ada penyimpangan serius dalam pembangunan itu!” tegas salah satu orator.
Sebelum menutup aksi, massa kembali menyuarakan peringatan keras.
“Tunggu aksi berikutnya! Kami akan turun lebih besar-besaran! Jangan kira kami berhenti di sini!”
Aliansi Pemuda dan Masyarakat Lombok Timur Menggugat menegaskan bahwa mereka tidak akan mundur selangkah pun sebelum Kapolres memberikan klarifikasi terbuka dan audit independen dilakukan terhadap seluruh anggaran proyek.(S24)

