![]()
Buser24Com, Langkat – Salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto dalam Asta Cita adalah memajukan pendidikan nasional. Komitmen tersebut diwujudkan melalui peningkatan sarana dan prasarana pendidikan, termasuk pembangunan gedung sekolah, rehabilitasi berat, serta pembangunan ruang kelas baru di berbagai daerah.
Di Kabupaten Langkat, pada tahun 2025 ini sejumlah sekolah negeri maupun swasta memperoleh kucuran anggaran pembangunan. Salah satunya adalah SMP Muhammadiyah Pangkalan Brandan, yang disebut menerima dana bantuan sekitar Rp1,8 miliar.
Namun hasil investigasi di lapangan pada Minggu (23/11/2025) menunjukkan fakta yang memantik pertanyaan publik. Dari pantauan awak media, pembangunan di sekolah tersebut hanya menghasilkan satu unit gedung baru dengan progres sekitar 99 persen, terletak di bagian belakang gedung utama. Sementara itu, gedung utama hanya tampak mengalami renovasi ringan, seperti perbaikan permukaan dan pengecatan.
Ketidaksesuaian antara jumlah anggaran yang besar dan fisik pembangunan yang tampak di lapangan membuat sejumlah pemerhati pendidikan menilai perlu adanya transparansi dari pihak sekolah, guna mencegah potensi fitnah maupun dugaan penyimpangan.
Para pemerhati juga menilai audit perlu dilakukan untuk memastikan penggunaan anggaran tepat sasaran. Terlebih, proyek tersebut dikerjakan dengan sistem swakelola, yang dinilai rawan tidak mengikuti petunjuk teknis apabila tidak diawasi dengan ketat.
Hal yang semakin disorot adalah tidaknya ditemukan papan proyek di lokasi pembangunan hingga berita ini diturunkan. Ketiadaan papan informasi proyek tersebut mengundang spekulasi negatif, karena dianggap mengaburkan informasi publik terkait sumber dana, besaran anggaran, pelaksana pekerjaan, serta durasi pelaksanaan.
Padahal, pemasangan papan proyek merupakan kewajiban dalam setiap pekerjaan yang menggunakan dana pemerintah sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas publik. Apalagi lokasi sekolah berada tepat di pinggir Jalan Sumatra, Pangkalan Brandan, yang sangat mudah disorot masyarakat pengguna jalan.
Sementara itu, Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah, berinisial E, telah beberapa kali berupaya dikonfirmasi awak media terkait pelaksanaan pembangunan dimaksud. Namun yang bersangkutan tidak pernah merespons panggilan telepon maupun permintaan klarifikasi hingga berita ini dinaikkan.
Reporter: Ucok Gultom
