![]()
SERGAI | Sorotan Publik Final Turnamen Bola Voli Piala Bupati dan Wakil Bupati Serdang Bedagai 2025 yang digelar di Stadion Herry Soekirman, Kecamatan Dolok Masihul, Kab Serdang Bedagai Prov Sumut, pada hari kamis (20 /11/2025).
Menelisik pengunjung dari sorotan masyarakat atas penggunan tingginya tiket masuk, Selain memecahkan rekor jumlah penonton hingga disinyalir sebanyak ribuan orang.
Ajang ini juga diduga menjadi ladang bisnis menguntungkan bagi penyelenggara, setelah panitia mematok tiket masuk stadion Rp(10.000) per orang selama tiga hari berturut-turut.
Untuk diketahui, turnamen ini diketahui merebut Piala Bupati–Wakil Bupati Sergai, pada umumnya di beberapa daerah yang telah diselenggarakan secara gratis sebagai hiburan masyarakat. namun sangat di sayangkan didu ga ajas manfaat untuk meraup keuntungan.
Terlihat dilapangan, dalam pantauan wartawan, dalam turnamen peserta dari Kab Langkat (PBVSI) dan peserta dari Mahkota Juara Usai Sultan Kandis. Terurai Partai final mempertemukan Langkat (PBVSI) melawan Sultan Kandis (Riau).
Pertandingan yang dimulai pukul 16.45 WIB dan berakhir pukul 19.01 WIB berlangsung menarik dan sarat tensi tinggi, serta pertanyaan masyarakat.
Hasil akhir Langkat menang 3–1, sekaligus mengamankan hadiah utama Rp50 juta. Total hadiah yang disediakan panitia mencapai Rp100 juta, diserahkan langsung oleh Bupati Sergai Darma Wijaya.
Serta pertandingan final tersebut turut dihadiri sejumlah para pemain Proliga, yang memperbesar animo penonton.
Sarat Dugaan yang merupakan ajang Bisnis yang memungut per Tiket Rp 10 Ribu, dari ribuan Penonton, selain itu Parkir juga yang diduga mencapai Ribuan Kendaraan.
Dari ledakan penonton pada babak final memunculkan pertanyaan besar soal mekanisme pengelolaan tiket dan parkir.
Dalam tiga hari terakhir, setiap pengunjung / penonton dikenakan tiket Rp(10.000) untuk tiket pas Masuk.
Diperkirakan data di lapangan jelas membludak nya penonton yang diduga sebagai berikut Penonton ± 7.000 orang Mobil ± 400 unit Sepeda motor 3500 unit.
Dengan, pemasukan dari tiket dan parkir diduga mencapai puluhan juta rupiah dalam satu hari, sehingga dalam tiga hari total keuntungan panitia diperkirakan cukup besar. Poluhan juta.
Dari informasi media ini dilapangan salah satu Masyarakat yang namanya tidak mau disebutkan dalam media ini, mempertanyakan adanya transparansi penggunaan dana tersebut.
Berkata ini kan piala bupati dan wakil bupati dan turnamen ini juga membawa nama Piala Bupati–Wakil Bupati tapi kenapa di pungut biaya Rp 10 000 melalui tiket masuk. ? Imbuhnya.
Namun Warga mengeluhkan soal Hiburan tersebut, Tapi Tiket Terlalu Memberatkan warga. warga mengaku senang dengan kualitas pertandingan, terutama kehadiran pemain Proliga, namun menyoroti harga tiket yang dinilai memberatkan.
Seorang warga Dolok Masihul, inisial T, menuturkan kepada media ini“Turnamen ini memang hiburan bagi kami. Tapi tiket harus mahal Rp10 000 terlalu berat bagi anak muda yang belum bekerja, apalagi pelajar, Seharusnya diadakan lah paling tidak suatu keringanan atau subsidi dari pemerintah.”Ujarnya.
Warga lainnya juga menilai bahwa event yang membawa nama kepala daerah seharusnya lebih ramah kepada masyarakat:
“Kami terhibur karena pemain Proliga hadir. Tapi tiket kalau bisa diturunkan. Jangan semuanya dibebankan ke masyarakat.”
Apresiasi dan Klaim Kesuksesan Namun, pernyataan soal mekanisme tiket, transparansi anggaran, dan alasan komersialisasi event tidak dijelaskan secara rinci oleh panitia.
Turnamen ini sukses secara hiburan dan daya tarik publik. Namun, dari hasil pemantauan di lapangan, muncul sejumlah catatan kritis.
Potensi keuntungan panitia sangat besar, namun tidak disampaikan secara terbuka. Parkir dikelola secara terpisah, tetapi tanpa informasi resmi soal retribusi.
Masyarakat meminta turnamen tetap digelar tiap tahun, namun dengan harga tiket yang lebih manusiawi.
Transparansi pengelolaan dana, pertanggung jawaban panitia, serta kebijakan harga tiket menjadi PR besar yang mestinya dijawab demi menjaga kepercayaan publik dan integritas event olahraga daerah. (TIM)
