![]()
Apel tersebut dipimpin langsung oleh Kapolres Batu Bara AKBP Doly Nelson H. H. Nainggolan, S.H., M.H., yang bertindak selaku Pimpinan Apel, didampingi Kasat Samapta Polres Batu Bara AKP Freddy Saragi, S.H. selaku Perwira Apel, dan Kanit Patroli IPDA S.T.R. Purba sebagai Komandan Apel.
Kegiatan apel dihadiri oleh Wakil Bupati Batu Bara Syafrizal, S.E., M.AP., Wakil Ketua DPRD Batu Bara Rodial, Perwakilan Kejaksaan Batu Bara Jimmi P.L., Danramil 03/Lima Puluh Kapten Inf. T.H. Simanjuntak, Perwakilan Kodim 0208/Asahan Lettu Inf. Mava Jhoni Harahap, Dansubdenpom Kapten CPM F. Sipahutar, S.H., serta jajaran pejabat utama Polres Batu Bara, para Kapolsek, kepala OPD terkait, dan tamu undangan.
Dalam apel tersebut, turut diturunkan sejumlah pleton pasukan dari berbagai unsur, di antaranya TNI, Polri, Satpol PP, BNPB, dan Dinas Pemadam Kebakaran. Kehadiran pasukan ini menjadi simbol sinergitas lintas sektor dalam kesiapan menghadapi situasi darurat bencana di wilayah hukum Polres Batu Bara.
Dalam amanatnya, Kapolres Batu Bara AKBP Doly Nelson H. H. Nainggolan membacakan sambutan Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si., yang menekankan pentingnya sinergitas dan kesiapsiagaan nasional menghadapi berbagai ancaman bencana alam.
Kapolri menyampaikan bahwa apel serentak ini merupakan bentuk pengecekan kesiapan personel dan sarana prasarana (sarpras) dalam penanggulangan bencana. Langkah ini juga menjadi upaya memastikan seluruh unsur dapat bertindak sigap, cepat, dan tepat dalam menghadapi potensi bencana di seluruh wilayah Indonesia.
Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga 19 Oktober 2025, tercatat telah terjadi 2.606 bencana alam, dengan rincian 1.289 banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 kebakaran hutan dan lahan, 189 tanah longsor, 22 gempa bumi, serta 4 erupsi gunung berapi.
Sementara itu, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa sekitar 43,8% wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dengan puncak hujan terjadi pada November 2025 hingga Januari 2026. Fenomena La Niña juga diperkirakan memperbesar potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan gelombang tinggi.
Dalam amanatnya, Kapolri menegaskan delapan poin penting sebagai pedoman seluruh jajaran dalam menghadapi potensi bencana, antara lain:
Melakukan deteksi dini dan pemetaan wilayah rawan bencana secara berkelanjutan.
Menyampaikan imbauan dan informasi kamtibmas kepada masyarakat terkait potensi bencana.
Menjamin kesiapan personel, sarpras, dan logistik agar dapat segera digerakkan.
Melaksanakan simulasi tanggap darurat bencana secara rutin.
Mengutamakan kecepatan dan ketepatan respons dari evakuasi hingga rehabilitasi.
Bertindak dengan empati, humanis, dan profesional.
Memastikan setiap tahapan penanggulangan bencana berjalan sesuai prosedur dan dievaluasi.
Meningkatkan sinergitas antara TNI, Polri, BNPB, Basarnas, BMKG, pemerintah daerah, dan relawan.
Kapolres Batu Bara menutup amanatnya dengan mengajak seluruh peserta apel untuk melaksanakan tugas dengan semangat, keikhlasan, dan tanggung jawab tinggi, agar pengabdian dalam penanggulangan bencana menjadi ladang ibadah bagi bangsa dan negara.
(Nando Sagala)
