
Penulis: Zulfadhli Anwar
Sumber: UMT & Amnesty International Indonesia
Buser24, Jakarta|Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT), Dr. H. Desri Arwen, M.Pd, bersama ribuan mahasiswanya menyatakan belasungkawa dan mendoakan bagi korban kekerasan oknum aparat keamanan Brimob Polri, seorang pengemudi ojek online Affan Kurniawan. Pihak Amnesty International perwakilan Indonesia juga menyatakan sikap prihatin serta mengajak segenap anak bangsa untuk mendo’akan Affan Kurniawan.
Dr. H. Desri Arwen, M.Pd, Rektor Muhammadiyah Tangerang (UMT) yang juga Tokoh Pendidikan P.P. Muhammadiyah, mengajak ribuan mahasiswa baru yang baru saja dikukuhkan untuk menyampaikan belasungkawa dan do’a kepada Affan Kurniawan seorang pengemudi ojek online, yang menjadi korban korban kekerasan oknum-oknum aparat Brimob beberapa hari yang lalu. Hal ini oleh pihak Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) digelar dalam suasana Masa Ta’aruf dan Propesa 2025, sebagai pembukaan Perkuliahan Tahun Akademik 2025/2026.
Dalam kesempatan tersebut, Rektor UMT, Dr. H. Desri Arwen, M.Pd. di hadapan lebih dari 2.047 mahasiswa baru mengucapkan belasungkawa dan duka yang mendalam atas wafatnya Affan Kurniawan, driver ojek online yang menjadi korban dalam peristiwa demonstrasi, beberapa hari yang lalu.
“Atas nama keluarga besar Universitas Muhammadiyah Tangerang, kami menyampaikan duka cita yang mendalam. Semoga almarhum Affan mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah Subhhanahu Wa Ta’ala, dan keluarga yang ditinggalkan diberi kekuatan serta kesabaran,” ungkap Rektor dengan penuh empati seraya memimpin doa untuk almarhum, di Auditorium lantai 19 Gedung 1912
Kampus UMT, Tangerang, (30/2025).
Rektor juga menegaskan bahwa UMT saat ini adalah satu-satunya Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Provinsi Banten dengan Akreditasi Unggul, dan satu-satunya di lingkungan LLDIKTI wilayah Jawa barat dan Banten yang telah meraih akreditasi unggul, tutur sang rektor.
Diketahui, UMT sebagai kampus Islami yang terus mengusung nilai pluralisme dan inklusifisme untuk semua kalangan masyarakat. Hal ini menjadi pijakan kuat UMT untuk menambah program studi strategis, termasuk rencana pembukaan Fakultas Kedokteran, setelah syarat akreditasi unggul berhasil diraih.
Rektor juga berpesan kepada mahasiswa dalam sambutannya, tidak mudah dalam perjalanan delapan semester, Rektor mengingatkan mahasiswa agar mampu menghadapi berbagai tantangan zaman, termasuk dinamika sosial dan perkembangan teknologi.
“Banyak tantangan dalam proses perjalanan ini, salah satunya adalah bagaimana generasi saat ini mampu berdamai dengan dinamika yang ada. Jangan keluar dari grup hanya karena ada masalah. Media sosial adalah bagian dari kemajuan teknologi yang tidak bisa kita hindari. Berdamailah dengan segala dinamika yang ada,” pesan Rektor sebagai sosok pemimpin Muhammadiyah di Banten.
Dalam sambutan penutupnya, Rektor mengintruksikan agar penerimaan mahasiswa baru (PMB) UMT tetap di buka sampai bulan Oktober mengingat terus meningkatnya masyarakat untuk mendaftarkan diri berkuliah di UMT.
Di tempat terpisah, Amnesty International kantor perwakilan Indonesia di Jakarta, melalui Digital Engagement Officer, Zahra Zulfi menyatakan, “lagi dan lagi, berita duka datang menghampiri kita. Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol yang ikut menyuarakan haknya bersama para buruh dalam aksi protes kemarin (28/8, red) meregang nyawa di tangan aparat polisi. Aku ingin mengajak kalian untuk berdiam sejenak dan berdoa untuk almarhum. Semoga segala amal baiknya diterima oleh yang Maha Kuasa, dan semoga keluarganya diberi kekuatan serta ketabahan.” Tutur Zahra Zulfi, Jum’at (29/2025) malam.
Lebih lanjut disampaikan aktivis Amnesty International Indonesia ini,
“bertambah satu daftar nama yang harus kita rawat dalam ingatan. Bertambah satu daftar nama yang harus kita lanjutkan perjuangannya. Seolah-olah berita buruk tidak cukup menghantui kita beberapa bulan terakhir ini. Mulai dari perlawan warga Pati untuk menurunkan pemimpin yang tidak berpihak pada rakyat, kenaikan gaji anggota DPR di tengah masyarakat yang terhimpit kondisi ekonomi, proyek penulisan ulang sejarah yang sarat akan manipulasi dan pemutihan sejarah, dan (sayangnya) masih banyak lagi,” tandasnya.
“Semalam (kamis malam, 28/8, red) aku tidak bisa tidur sampai pukul 3 pagi. Nama Affan tidak bisa hilang dari kepalaku. Bahkan setelah 3 tahun lamanya, aku masih belum bisa melupakan peristiwa Kanjuruhan. Aku belum bisa lupa tentang apa yang dilakukan oleh aparat bersenjata kepada Gamma. Aku rasa kamu juga merasakan hal yang sama. Tapi, ini adalah kekuatan kita. Kita punya kekuatan untuk tidak lupa. Kita punya kekuatan untuk merasa sedih dan marah. Duka yang kita rasakan saat ini adalah duka kolektif yang bisa sama-sama kita lalui.” Ungkap Zahra.
Affan, Gamma, dan para korban Kanjuruhan, sebut perempuan aktivis ini, tidak pergi begitu saja. “Mereka akan selalu abadi dalam ingatan dan doa kita. Mereka akan selalu bersemayam dalam kekuatan dan keteguhan kita untuk melanjutkan perjuangan. Mereka adalah kita.”
Ditegaskan juga oleh Zahra Zulfi, satu hal yang tidak dipahami oleh para pelaku ketidakadilan adalah kekuatan yang kita himpun ketika marah, sedih, dan berduka secara kolektif ini akan mampu memadamkan api terpanas sekalipun.
“Kali ini diam sudah bukan menjadi pilihan. Affan tidak diam dan kita harus melanjutkan itu. Luapkan kemarahanmu di berbagai platform. Bagikan, posting ulang, beri komentar semua informasi tentang Affan dan brutalitas aparat yang sedang terjadi. Ikut aksi hari ini. Cek panduan aksi. Jangan berhenti bicarakan situasi ini ke orang sekitarmu. Serta, donasi untuk warga yang turun ke jalan hari ini kalau kamu punya sumber daya lebih. Tunjukkan solidaritas dalam bentuk apa saja. Lawan dari mana saja!”
Pesan Zahra kepada anak bangsa, “terus berdoa untuk Affan dan kita semua. Jaga dirimu sebaik-baiknya. Resapi kesedihanmu dan ingat nama Affan dalam doa. Berikan dirimu cukup waktu untuk memproses rasa duka ini, dan himpun kekuatan sekuat-kuatnya untuk kita melawan lagi, lagi, dan lagi”.
***