
Buser24jam com – Pembangunan Bendungan Budong-budong di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng) kembali memasuki tahap penting. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat (Sulbar) bersama Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi V Mamuju menggelar sosialisasi pengadaan tanah di Desa Salulebo Kecamatan Topoyo, Selasa 26 Agustus 2025.
Kegiatan ini menjadi bagian dari proses pembayaran ganti rugi bagi warga yang lahannya masuk dalam area pembangunan bendungan. Bendungan tersebut merupakan proyek strategis yang diharapkan mampu mendukung ketahanan pangan, penyediaan air baku, hingga pengendalian banjir.
Ketua Tim Pembebasan Lahan Bendungan Budong-budong, Muh. Jaun, menegaskan sosialisasi ini merupakan tahapan lanjutan dari proses pembebasan lahan tahap ketiga. Ia menilai, transparansi informasi menjadi kunci agar seluruh tahapan berjalan lancar tanpa menimbulkan persoalan baru di tengah masyarakat.
“Semua data, informasi, dan aktivitas penyelesaian harus terkomunikasi dengan baik. Harapannya, pembebasan lahan ini bisa tuntas sesuai harapan masyarakat maupun pemerintah,” katanya.
Dari total luas lahan pembangunan bendungan yang mencapai 525 hektare, sekitar 63 hektare di antaranya masih dalam proses penyelesaian pembayaran. Lahan tersebut dimiliki sekitar 30 kepala keluarga (KK) yang hingga kini menunggu kepastian ganti rugi.
Meski begitu, Jaun belum bisa memastikan besaran nilai ganti rugi. Menurutnya, ada tim khusus atau Satuan Kerja (Satker) yang bertugas melakukan penilaian secara detail. Kajian tersebut mencakup jenis tanaman, luas lahan, serta faktor lain yang akan memengaruhi nilai pembayaran.
“Besarannya belum bisa disebutkan sekarang karena ada tim khusus yang menilai. Nilai ganti ruginya juga bervariasi, tergantung kondisi di lapangan,” jelasnya.
lebih lanjut, ia menjelaskan penyelesaian pembebasan lahan ini menjadi bagian penting agar pembangunan Bendungan Budong-budong tidak terhambat. Proyek tersebut diharapkan memberikan manfaat besar bagi masyarakat Sulawesi Barat, khususnya dalam mendukung sektor pertanian dan mengurangi risiko banjir musiman yang kerap melanda wilayah Mateng.
“Kami berharap semua pihak bisa bekerja sama dan bersabar menunggu proses ini. Tujuan akhirnya adalah bagaimana bendungan ini bisa selesai dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat, terutama generasi yang akan datang,” pungkasnya.***