Buser24.com- Pangkalpinang Babel. Jika memasuki kawasan pelabuhan perikanan pantai muara sungai baturusa yang terletak di pingiran muara Pangkalbalam maka akan disambut dengan aroma yang kurang sedap di hidung hal ini diakibatkan sampah yang menumpuk hingga berceceran berikut mampetnya saluran air limbah berkumpul dengan sampah.
Fasilitas bangunan yang berada di sepanjang kawasan PPP dibangun oleh pelaku usaha seakan Kawasan Pelabuhan Perikanan Pantai Sungai baturusa tidak adanya aturan dari pengelola, padahal kawasan Pelalabuhan Perikanan Pantai terletak di pusat provinsi kepulauan bangka belitung.
Pantauan awak media buser24 berserta Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HSNI) Kota Pangkalpinang dan Aliansi Jurnalis Penyelamat lingkungan Hidup (AJPLH) bebetapa waktu yang lalu hingga terus melakukan pemantauan 4/8/2020 Pada kenyataannya pelabuhan PPP sungai baturusa diangap kumuh dan jorok tidak ada perhatian dari pengguna maupun pengusaha yang beraktifitas dikawasan dan lalainya tindakan dari intansi terkait.
Dugaan kuat kolam pelabuhan perikanan pun tercemar cairan limbah yang berasal dari pengelola ikan setempat begitu juga dengan sampah plastik Hal ini kurangnya kesadaran dari pengelola tidak adanya perduli lingkungan kesehatan yang akhirnya dengan bebas membuang limbah plastik maupun sisa cairan ikan yang akhirnya menimbulkan bau yang tidak sedap dan mampetnya saluran air pada selokan akibat sampah sisa dan juga lalainya petugas terkait khusunya membidangi di kawasan pelabuhan perikanan pantai.
Ketua HSNI Kota Pangkalpinang Asnam berpendapat jika ini dibiarkan oleh terus dengan apa yang dilakukan pelaku yang tidak mempunyai kesadaran dan tidak adanya tindakan oleh petugas terkait selaku pengelola Pelabuhan hingga menimbulkan pemadangan mata yang tidak sedap tentu akan berimbas kepada nelayan Kenapa tidak’ karena kita ketahui di pelabuhan ini terhadap nelayan yang datang dari luar daerah dan saat menunggu Bongkar hasil tangkapan dan menunggu ransump tentu merasa tidak nyaman karena lingkungan kotor dan bau..Asnam meneruskan ungkapannya sudah cukup nelayan dilaut mencari ikan terhempas gelombang jangan di tambah lagi saat di dihempas derita karena joroknya pelabuhan.
Ditambahkan ketua Aliansi Jurnalis penyelamat lingkungan Hidup ( AJPLH) Kepulauan Babel, Firdaus menyampaikan dari pantauannya dengan keadaan Pelabuhan Perikanan Pantai Muara Sungai Baturusa Pangkalpinang bangka sejak dulu ramainya pengunjuk mulai dini hari hingga pagi tentunya melakukan aktifitas bongkar muat ikan namun tidak terlihat kolam penampungan air limbah dari pencucian ikan yang ada hanya tampungan air bandar yang terhalang dari sampah pelastik. Lalu apakah pelabuhan ini tidak menggunakan ipal…..ujarnya.
Reporter : Agus Purnomo