Medan,Buser24.com – Tak bisa dipungkiri, kehadiran pers sangat membantu dalam memperjuangkan dan mengisi kemerdekaan. Drs H Muhammad TWH (Tok Wan Haria) adalah seorang pejuang Kemerdekaan RI yang tinggal di Jalan Sei Alas, Medan telah membuat kediamannya menjadi Museum Perjuangan Pers pertama di Indonesia, didalam museum tersebut terlihat koleksi sejarah perjuangan pers.
Pantauan awak media Buser24 di Museum milik Drs H Muhammad TWH, terlihat kumpulan setiap lembar sejarah dan beliau mengabadikannya dalam bingkai foto yang sarat dengan nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia di kala itu, tidak hanya foto para pejuang yang mengangkat senjata saja. Dokumentasi para pejuang pers yang berkiprah di zaman beheula yang turut mendampangi para pahlawan melalui goresan pena untuk merebut bangsa ini dari tangan penjajah, turut menghiasi kamar rumah pribadinya yang terletak di Jalan Sei Alas, No.6 Medan”.
“Saat berbincang-bincang dengan awak media, bahwa saat ini umur Drs H Muhammad TWH menginjak diangka (88), pejuang pers Sumatera Utara yang sudah malang melintang di dunia kewartawanan selama 65 tahun itu pun, mendedikasikan rumah pribadinya yang tadinya hanya sebagai “Rumah Pameran” kini sebagai Museum Perjuangan Pers yang merupakan satu-satunya Museum Perjuangan Pers di Indonesia. Menjadikan rumah pribadinya tersebut sebagai monumen sejarah, dan museum ini dibuka setiap hari mulai pukul 09.00 hingga pukul 16.00 WIB, gratis”.
Saat dikonfirmasi, Drs H Muhammad TWH mengatakan :”Harapan saya, keberadaan museum ini dapat menjadi warisan sejarah bagi para generasi muda. Dengan adanya museum ini, para generasi muda dapat mengetahui siapa tokoh-tokoh yang memperjuangkan bangsa ini baik pahlawan yang memperjuangkan bangsa dengan senjata maupun dengan tulisan atau media koran dan sebagainya,” kata mantan veteran yang pernah aktif sebagai wartawan Mimbar Umum dan Harian Waspada, Kamis (11/2/2021).
Drs H Muhammad TWH, menambahkan :”Adapun keinginan saya memproklamirkan rumah ini menjadi Museum Perjuangan Pers masih berkaitan dengan peringatan Hari Pahlawan dan kita menggelar pameran yang mengusung tema “Pameran Wajah Pahlawan yang Telah Berkorban untuk Kemerdekaan,” pungkasnya.
TWH menambahkan :”Sasaran utamanya membuat museum perjuangan pers ini, tidak lain adalah generasi muda, terutama generasi milenial. Karena mereka harus tahu, bukan hanya partai politik, namun pers juga banyak mengisi kemerdekaan, TWH menjelaskan, museum ini memang baru berdiri sejak 19 November 2019, Karena dulu banyak tertumpuk, saat sakit, saya berinisiatif membuat museum perjuangan pers,” jelasnya.
Pantauan awak media, di dalam museum tersebut disajikan dokumentasi di antaranya, penyerbuan heroik di Jalan Bali 13 Oktober 1945, wajah Gubernur Sumut Teuku M Hasan yang melahirkan Provinsi Sumut, wajah Gubernur Sumut dari yang pertama hingga Gatot Pujo Nugroho, empat wajah di antara pahlawan Sumut yang gugur di Medan Area, Jenderal S Spoor yang merupakan Panglima Tentara Belanda di Indonesia yang tewas dihadang pasukan Maraden Panggabean dekat Sibolga, 50 foto Sumut tempo doeloe koleksi mantan Gubsu Raja Inal Siregar, banyak juga koleksi buku -buku berjudul Belanda Gagal Rebut Pangkalan Brandan, Sejarah Pers Sumut dan Materi Pembuatan Berita dan masih banyak lagi foto-foto sejarah yang sangat yang menarik”.
(Nando Sagala)